Minggu, 03 Januari 2010

MAKALAH MINAT BELAJAR


MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DI DALAM 
KEBERAGAMAN SISWA

A. PENDAHULUAN
 Pada awal tahun ajaran baru, ketika guru pertama kali memasuki kelas, maka guru akan melihat wajah siswanya yang seakan-akan memiliki banyak kesamaan sehingga sulit membedakan satu dengan yang lain. Mereka hampir berumur sama, keinginan yang mirip dan mempelajari hal yang umum. Tetapi jika diperhatikan secara seksama mereka memiliki banyak perbedaan. Di dalam kelas berisi siswa laki-laki dan perempuan, latar belakang etnik dan kebudayaan mereka berbeda. Dalam memahami pelajaran, ada siswa yang sangat cepat, ada yang sedang, dan ada yang lamban dalam menerima pembelajaran. Latar belakang status ekonomi sosial orang tuapun berbeda, ada siswa yang berasal dari orang tua yang mampu dan yang kurang beruntung. Dengan keragaman inilah guru dapat belajar memahami siswanya dan berusaha untuk meraih hatinya, sehingga dapat meningkatkan keprofesionalannya sebagai guru.
 Meraih hati siswa agar memilki minat belajar tidaklah mudah, hal ini perlu kesabaran, ketelatenan, dan suri tauladan. Pada usia SMP figur teman sangat berperan dalam menentukan segala hal, orang tua dan guru tidak dijadikan nominasi nomor satu dalam menentukan sesuatu, misalnya dia lebih mempercayai temannya dari pada mempercayai orang tua maupun guru. Oleh karena itu orang tua dan guru harus mengetahui pergaulan anaknya/siswanya jangan sampai siswa kita ikut pergaulan bebas dan terbawa pada pengaruh buruk misalnya pengaruh pemakaian obat terlarang atau narkoba. Sebagai guru harus pandai berganti-ganti peran dalam menghadapi siswanya. Pada saat siswa mengalami kesulitan dalam pelajaran maka guru berperan sebagai guru mata pelajaran yang membantu menyelesaikan kesulitan tersebut. Guru dapat berperan sebagai orang tua dalam menyangi siswa, menanamkan budi pekerti, memperhatikan dan membantu menyelesaikan masalahnya. Siswa sangat membutuhkan teman untuk bercanda, bertukar pikiran atau berdiskusi, tempat curhat masalah pribadi, menemani di saat dia sedih, di sinilah peran guru yang sangat strategis dalam meraih hati siswa agar dapat mengendalikan dan mempengaruhi siswa sehingga guru dapat mengarahkan siswa menjadi siswa yang baik dan berprestasi.

B. KARAKTER SISWA USIA SMP
 Siswa SMP berusia berkisar antara 12 sampai 15 tahun yang biasanya dinamakan mulai menginjak usia remaja. Pada usia ini mulai mengalami pubertas, dimana pada masa ini banyak sekali perubahan yang dialami siswa baik fisik maupun psikis. Perubahan ini menyebabkan renggangnya hubungannya dengan orang tua maupun guru. Sebagai guru harus mengetahui ciri-ciri siswa yang mengalami pubertas dan memahami perubahannya sehingga guru dapat mengendalikan siswa dengan baik.
Adapun ciri-ciri siswa pubertas yang harus dipahami oleh guru antara lain :
A. Pubertas Secara Fisik
Pubertas secara fisik dapat dilihat dari perubahan tubuh, meliputi perubahan tanda kelamin primer dan sekunder. Perkembangan tubuh remaja laki-laki dan perempuan berbeda
karena pengaruh hormon yang dihasilkan. Laki-laki menghasilkan hormon androgen, sedangkan perempuan menghasilkan hormon estrogen.
Ciri-ciri pubertas secara fisik dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Ciri kelamin primer
1) Organ kelamin telah mampu memproduksi sel-sel kelamin. Laki-laki mulai menghasilkan sperma di dalam testis, sedangkan perempuan mulai menghasilkan sel telur di dalam indung telur (ovarium).
2) Organ kelamin mulai berfungsi. Pada remaja laki-laki ditandai dengan pertama kali mengalami “mimpi basah” yang mengeluarkan sperma atau air mani. Pada perempuan
ditandai dengan mengalami menstruasi yang pertama kali.
b. Ciri kelamin sekunder
Pada remaja laki-laki, pubertas ditandai dengan ciri-ciri kelamin sekunder sebagai berikut:
1) Mulai tumbuh jakun.
2) Perubahan suara menjadi lebih besar dan berat.
3) Tumbuh kumis atau jenggot.
4) Tumbuh rambut di dada, kaki, ketiak, dan sekitar organ kelamin.
5) Mulai tampak otot-otot yang berkembang lebih besar dan menonjol.
6) Bahu melebar melebihi bagian pinggul.
7) Perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan pori-pori tampak membesar.
8) Kadang-kadang diikuti dengan munculnya jerawat di daerah muka.
Pada remaja perempuan, pubertas juga ditandai dengan ciri kelamin sekunder sebagai berikut:
1) Membesarnya payudara dan puting susu mulai timbul.
2) Pinggul melebar.
3) Tumbuh rambut di ketiak dan sekitar organ kelamin.
4) Suara lebih nyaring.
5) Kadang-kadang diikuti munculnya jerawat di daerah muka.
Selain terjadi perubahan secara fisik, pada masa pubertas juga terjadi perubahan hormonal yang memengaruhi kondisi psikologis dan tingkah lakunya. Ciri-ciri pubertas secara psikis dapat diuraikan sebagai berikut :
- Mulai memperhatikan penampilan.
- Mudah cemas dan bingung bila adanya perubahan psikis.
- Tidak mau dibatasi aktivitasnya.
- Mulai memilih teman yang cocok.
- Tidak mau diperlakukan seperti anak kecil.
- Selalu ingin mencoba hal-hal baru.
- Senang meniru idola atau berkhayal.
- Mulai bersikap kritis.
- Mulai ada perubahan bentuk fisik.
- Mulai menghasilkan hormon reproduksi.
- Alat kelamin mulai berkembang.
- Hormon pertumbuhan masih terus dihasilkan
Perubahan prilaku pada siswa yang harus diwaspadai dan diperhatikan oleh guru :
a. Mencari identitas diri
Dalam usaha mencari identitas diri, remaja sering menentang kemapanan karena dirasa membelenggu kebebasannya. Meskipun cara berpikirnya belum dewasa namun remaja tidak mau dikatakan sebagai anak-anak. Remaja sering melakukan hal coba-coba karena rasa ingin tahu yang sangat besar. Disinilah peran guru sangat diperlukan untuk mengarahkan siswa jangan sampai terjerumus dalam kegiatan yang merugikan dan berbahaya misalnya bahaya narkoba. Guru harus bisa berperan sebagai teman untuk bicara dan bertukar pikiran. Di saat ini guru bisa masuk ke dalam hati siswa untuk mengenalkan berbagai kegiatan yang menarik dan bermanfaat dengan memperlihatkan keunggulan dan penghargaan jika mengikuti kegiatan tersebut misalnya kegiatan ekstra seni, olahraga, remaja masjid, ekstra olimpiade, ekstra karya ilmiah dan masih banyak kegiatan yang menarik dan bermanfaat.
b. Mulai tertarik kepada lawan jenis
Masa remaja adalah masa persiapan menuju dewasa. Wajar bila remaja mempunyai ketertarikan dengan lawan jenis. Guru harus mengenalkan pengetahuan tentang seksualitas dan memahamkan siswa tentang pernikahan pada usia dini. Pada usia remaja belum diperbolehkan untuk menikah karena secara mental belum siap. Kehamilan pada usia remaja dapat berpengaruh negatif baik pada diri remaja maupun bayi yang dikandungnya.
Semua makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran tubuh yang bersifat ireversibel. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan atau kesempurnaan. Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa gen dan hormon, sedangkan faktor eksternal dapat berupa nutrisi, suhu, cahaya, tanah, air, dan kelembapan. Pada usia SMP pertumbuhan itu sangat cepat karena faktor internal dan eksternal sangat mendukung.
 Begitu pesat perubahan fisik dan psikologi siswa pada usia puber ini. Beberapa siswa melewatkan begitu saja masa pubertas ini namun ada beberapa siswa memandang masa pubertas ini membuat dirinya merasa tertekan dan merasa rendah diri akibat perubahan pada fisiknya. Oleh karena itu guru harus memberikan wawasan dan pemahaman pada siswa bahwa pubertas itu bersifat alami dan dialami oleh semua orang. Guru terus memotivasi agar siswa percaya diri, minat belajarnya meningkat dan mengarahkan siswa agar mengikuti kegiatan yang positif dan dapat meningkatkan prestasi belajar.
C. KERAGAMAN SISWA SMP
Siswa SMP memilki keragaman, di mana keragaman itu merupakan lahan pengalaman dan pengetahuan bagi seorang guru. Seorang guru harus memahami keberagaman itu agar dapat memahami siswanya sehingga mudah untuk mempengaruhi minat belajarnya. Keberagaman itu meliputi keragaman dalam gender atau jenis kelamin, keragaman intelektual, keragaman budaya, dan keragaman status sosial ekonomi.
Keberagaman gender atau jenis kelamin siswa SMP dapat kita amati dalam kegiatannya dalam proses pembelajaran. Siswa laki-laki aktif dalam kegiatan fisik tetapi enggan untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan ketelatenan. Kita ambil contoh kegiatan praktikum. Siswa laki-laki cenderung senang menyiapkan peralatan praktikum, merangkai alat, dan mengoperasikannya sedangkan siswa perempuan cenderung senang untuk meneliti dan menyususun laporan. Untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi siswa baik laki-laki maupun perempuan maka guru dapat membentuk kelompok praktikum yang terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan agar saling melengkapi dan dapat bertukar pikiran dan pengalaman.
Dalam satu kelas reguler atau bukan kelas unggulan pasti memiliki keragaman siswa dalam tingkat intelegensinya. Tingkat intelegensi tersebut meliputi siswa berkemampuan tinggi, siswa berkemampuan sedang, dan siswa berkemampuan rendah. Sebagai guru kita harus memperhatikan perbedaan itu dan harus mencari cara untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Untuk menghadapi siswa yang berkemampuan sedang dan rendah, guru harus memperhatikan kesulitannya dalam belajar dan selalu memotivasi dan memandunya dalam belajar. Sedangkan dalam menghadapi siswa yang berkemampuan tinggi kita berikan pengayaan, penghargaan misalnya kita ikutkan dalam lomba serta memotivasi agar mereka bersedia untuk menjadi tutor sebaya bagi temannya. Selain itu kita menerapkan sistem pembelajaran kooperativ dimana dalam satu kelompok terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah agar siswa yang berkemampuan rendah dapat meningkat kemampuannya dengan adanya tutor sebaya.
Keragaman budaya dan bahasa juga kita jumpai di sekolah tingkat SMP terutama sekolah di perkotaan. Guru tidak boleh membedaka-bedakan budaya siswa apalagi menonjolkan salah satu budaya tertentu tetapi harus menghargainya. Agar siswa dapat menerima pemahaman konsep pelajaran dari guru, berkomunikasi baik dengan guru dan antar siswa maka kita gunakan bahasa yang mereka kenal misalnya Bahasa Indonesia. Dengan demikian proses pembelajaran dapat berjalan lancar serta dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
Keragaman status sosial ekonomi orang tua juga mempengaruhi minat dan hasil belajar siswa. Perbedaan Status Sosial Ekonomi dalam masyarakat meliputi : (a) kebutuhan pokok dan pengalaman, (b) keterlibatan orang tua, dan (c) sikap dan nilai.
Status sosial ekonomi mempengaruhi kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Problem ekonomi dapat berperan dalam keluarga dan konflik perkawinan, yang berakibat pada kekurangstabilan dan pemeliharaan rumah (McLoyd,1998). Anak-anak dalam kemiskinan akan datang ke sekolah tanpa rasa keselamatan diri dan perlindungan yang melengkapi mereka untuk mengerjakan tugas dan masalah yang berhubungan dengan sekolah. Status social ekonomi juga mempengaruhi latar belakang pengalaman anak-anak (McLoyd, 1998;Ttrawick-Smith, 1997). Orang tua yang status social ekonominya tinggi kemungkinan besar akan memberikan anak-anak mereka dengan aktivitas pendidikan di luar sekolah, seperti berkunjung ke museum seni dan sains, konser, dan perjalanan. Mereka juga memiliki materi/sarana pembelajaran yang lebih di rumah seperti computer, ensiklopedia dan majalah-majalah baru serta menyediakan lebih banyak pelatihan formal di luar sekolah seperti pelajaran music, les mata pelajaran dan tari. Kegiatan-kegiatan ini merupakan pelengkap pembelajaran di kelas. Sedangkan siswa dari status ekonomi sosial rendah tidak tidak mendapatkan kesempatan seperti itu. Tetapi siswa dari status ekonomi sosial rendah juga berhak mendapat kesempatan belajar yang baik. Guru harus memberikan motivasi belajar pada siswa dari status ekonomi rendah agar dapat berprestasi dan tidak kalah dengan siswa dari status sosial ekonomi tinggi. Bantuan yang kita berikan pada siswa dari status ekonomi rendah adalah memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi dengan demikian siswa tersebut termotivasi belajar keras untuk berprestasi. Selain itu mereka harus kita bantu dengan melengkapi sarana belajarnya dengan memberikan hak untuk meminjam buku di perpustakaan. Siswa yang berasal dari status ekonomi tinggi juga kita motivasi belajarnya dan mengajak mereka agar beredia belajar bersama dengan temannya dari status ekonomi rendah agar sama-sama dapat menikmati fasilitas yang mereka miliki.
 Status sosial ekonomi juga mempengaruhi keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak dan pola hubungan orang tua dan anak, yang mana dalam giliran mempengaruh pembelajaran (Hess & McDevitt, 1984). Orang tua yang berstatus sosial ekonomi tinggi cenderung lebih memperhatikan pendidikan anaknya. Pada umumnya orang tua yang berstatus sosial ekonomi tinggi berbicara kepada anak-anaknya lebih banyak dan berlainan dari yang dilakukan oleh orang tua yang berstatus ekonomi rendah. Mereka menjelaskan penyebab suatu peristiwa dan memberikan pertimbangan untuk memutuskan, bahasa mereka lebih panjang lebar, petunjuk atau bimbingan mereka lebih jelas, dan mereka lebih banyak untuk menganjurkan pemecahan masalah. Penelitian menunjukkan bahwa cara orang tua mengajari dan berinteraksi dengan anak-anak mereka mempengaruhi bagaimana anak-anak mereka belajar di sekolah. Orang tua dengan status sosial ekonomi tinggi lebih suka bertanya dengan “wh” (who, what, when, where, and why), yang meningkatkan perkembangan bahasa dan menyiapkan anak-anak untuk macam-macam interkasi verbal yang ditemukan di sekolah. Jika kita mendapatkan siswa dari status ekonomi rendah dan kurang mendapat perhatian dari orang tuanya maka peran guru sangat diperlukan untuk memotivasi dan menjadikan siswa tersebut menjadi orang mandiri dan tanggung jawab. Dengan demikian guru dapat mengantarkan siswa menjadi orang yang sukses.
Sudah banyak contoh bahawa orang yang sukses bukan hanya orang dari status ekonomi tinggi melainkan banyak orang yang sukses berasal dari status ekonomi rendah.

D. MINAT BELAJAR SISWA
Minat memiliki pengertian yaitu kecenderungan jiwa yang relative menetap kepada diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang. Menurut Berhard "minat" timbul atau muncul tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja, dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan. Sedangkan pengertian belajar adalah sesuatu yang dapat menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, atau usaha yang disengaja. Dengan demikian minat belajar memiliki pengertian yaitu aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti : gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar. Dalam Agama Islam sangat memperhatikan masalah pendidikan khususnya belajar untuk mencari dan menuntut ilmu pengetahuan, karena dengan ilmu pengetahuan manusia bisa berkarya dan berprestasi serta dengan ilmu dan dengan belajar manusia dapat pandai, mengerti tentang hal-hal yang ia pelajari, dan dengan ilmu itupun manusia dapat mewujudkan ibadahnya menjadi sempurna. Minat ini besar pengaruhnya terhadap belajar, karena minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh karena itu, untuk mengatasi siswa yang kurang berminat dalam belajar, guru hendaknya berusaha bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. Dalam artian menciptakan siswa yang mempunyai minat belajar yang besar, mungkin dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik, salah satunya adalah mengembangkan variasi dalam gaya mengajar. Dengan variasi ini siswa bisa merasa senang dan memperoleh kepuasan
terhadap belajar dari mata pelajaran yang mereka dipelajari.

Minat mengandung unsur-unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Oleh sebab itu, minat dapat dianggap sebagai respon yang sadar, sebab kalau tidak demikian, minat tidak akan mempunyai arti apa-apa. Unsur kognisi maksudnya adalah minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat
tersebut. Unsur emosi, karena dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai oleh perasaan tertentu, seperti rasa senang, sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari unsur kognisi.
Dari kedua unsur tersebut yaitu yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan yang ada di sekolah seperti belajar. Jadi minat sangat erat hubungannya dengan belajar, belajar tanpa minat akan terasa menjemukan, dalam kenyataannya tidak semua siswa belajar karena didorong oleh faktor minatnya sendiri, ada yang
mengembangkan minatnya terhadap materi pelajaran dikarenakan pengaruh dari gurunya, temannya, orang tuanya. Minat belajar ada yang dimiliki oleh siswa ynag keluar dari dalam hatinya sendiri dan minat juga ada yang timbul karena pengaruh orang lain maupun lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab sekolah untuk menyediakan situasi dan kondisi yang bisa merangsang minat siswa terhadap belajar. Membangkitkan minat belajar siswa itu juga merupakan tugas guru yang mana guru harus benar-benar bisa menguasai semua keterampilan yang menyangkut pengajaran, terutama keterampilan dalam bervariasi, keterampilan ini sangat mempengaruhi minat belajar siswa seperti halnya bervariasi dalam gaya mengajar, jika seorang guru tidak menggunakan variasi tersebut, siswa akan cepat bosan dan jenuh terhadap materi pelajaran. Untuk mengatasi hal-hal tersebut guru hendaklah menggunakan variasi dalam gaya mengajar, agar semangat dan minat siswa dalam belajar meningkat, jika sudah begitu, hasil belajarpun sangat memuaskan. Dan tujuan pembelajaran pun akan tercapai dengan maksimal.




E. STRATEGI PEMBELAJARAN YANG MENARIK
Meningkatkan minat belajar siswa merupakan perjuangan guru yang harus dilakukan terus menerus dengan ikhlas dengan berbagai strategi pembelajaran, dan gaya mengajar yang menarik dan diminati oleh siswa. Selain itu guru harus mengetahui dan menguasai kondisi kelas dan kondisi minat siswanya. Kondisi tersebut dapat diamati melalui indikator yang meliputi: 1)Pengalaman belajar siswa misalnya pengalaman yang dimiliki oleh siswa dalam mata pelajaran tersebut baik seperti prestasi belajar.
2)Mempunyai sikap emosional yang tinggi misalnya seorang anak yang berminat dalam belajar mempunyai sikap emosional yang tinggi misalnya siswa tersebut aktif mengikuti pelajaran,
selalu mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik.
3)Pokok pembicaraan misalnya apa yang dibicarakan (didiskusikan) anak dengan orang dewasa atau teman sebaya, dapat memberi petunjuk mengenai minat mereka dan seberapa kuatnya minat tersebut. Jadi, artinya dalam berdiskusi anak tersebut akan antusias semangat dan berprestasi.
4)Buku bacaan (buku yang dibaca) misalnya biasanya siswa atau anak jika diberi kebebasan
untuk memilih buku bacaan tertentu siswa itu akan memilih buku bacaan yang menarik dan sesuai dengan bakat dan minatnya.
5)Pertanyaan misalnya bila pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa selalu aktif dalam bertanya dan pertanyaan tersebut sesuai dengan materi yang diajarkan itu bertanda bahwa siswa tersebut memiliki minat yang besar terhadap pelajaran tersebut. Dengan adanya indikator-indikator di atas, seorang guru bisa mengetahui, apakah siswa yang diajarnya itu berminat untuk
mempelajari suatu pelajarannya dalam artian belajar atau tidak berminat untuk belajar, jika siswa tidak berminat maka gurunya hendaknya memberi motivasi atau membangkitkan minat siswa tersebut, diantaranya dengan menggunakan variasi gaya mengajar.
Strategi pembelajaran yang menarik harus memenuhi kriteria antara lain :
a.Menciptakan, menimbulkan kosentrasi atau perhatian dalam belajar
b.Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar
c.Memperkuat ingatan siswa tentang pelajaran yang telah diberikan guru
d.Melahirkan sikap belajar yang positif dan konstruktif
e.Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi /pelajaran
Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui dalam mengajar, metode mengajar ini mempengaruhi minat belajar siswa. Jika metode mengajar guru kurang baik dalam artian guru kurang menguasai materi-materi kurang persiapan, guru tidak menggunakan variasi dalam
menyampaikan pelajaran alias monoton, semua ini bisa berpengaruh tidak baik bagi semangat belajar siswa. Siswa bisa malas belajar, bosan, mengantuk dan akibatnya siswa tidak berhasil dalam menguasai materi pelajaran. Oleh karena itu, untuk meningkatkan minat belajar siswa guru hendaknya menggunakan metode mengajar yang tepat, efesien dan efektif yakni dengan dilakukannya keterampilan variasi dalam menyampaikan materi. Dalam strategi pembelajaran berkaitan erat dengan kurikulum. Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa dimana kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang seharusnya disajikan itu sesuai dengan kebutuhan bakat dan cita-cita siswa juga masyarakat setempat. Jadi kurikulum bisa dianggap tidak baik jika kurikulum tersebut terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa. Perlu diingat bahwa system intruksional sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa. Guru perlu memahami siswa dengan baik, agar dapat melayani siswa dan member semangat belajar siswa, agar dapat melayani siswa dan memberi semangat belajar siswa. Adanya kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan-kebutuhan siswa, akan meningkatkan semangat, dan minat belajar siswa, sehingga siswa mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.


F. USAHA GURU YANG PROFESIONAL

Ada beberapa usaha guru dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa yang beragam ;
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2. Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
3. Saingan/kompetisi
Guru berusaha memotivasi siswa untuk mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5. Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
9. Menggunakan metode yang bervariasi, dan
10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Sebagai guru yang profesional hendaknya memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku utama (stundent center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Dalam pembelajaran guru mengutamakan proses dari pada hasil. Proses pembelajarn yang harus dilakukan memenuhi kriteria antara lain :
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas.
2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat: jelas, jujur dan positif.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri.
4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri.
5. Siswa didorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan.
6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya ( kemampuan)
8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa
 Selain menggunakan strategi yang menarik dalam pembelajarannya guru harus memilki kompetensi dalam pembelajaran dan paradigma pembelajaran yang meliputi :
1. Kompetensi pengelolaan pembelajaran mencakup :
 a. Penyusunan perencanaan pembelajaran
 b. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar
 c. Penilaian prestasi belajar siswa
 d. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian
2. Kompetensi pengembangan potensi yang diorientasikan pada pengembangan profesi
3. Kompetensi penguasaan akademik yang mencakup :
 a. Pemahaman wawasan kependidikan
 b. Penguasaan bahan kajian akademik
Adapun paradigma pembelajaran yang dimiliki guru meliputi :
• Berpusat pada siswa
• Belajar dengan melakukan
• Menciptakan kondisi yang menyenangkan
• Mengembangkan kemampuan sosial
• Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
• Mengembangkan kreativitas siswa
Guru yang profesional selalu meningkatkan kompetensinya dalam pembelajaran dan memahami kondisi siswanya serta memiliki berbagai cara atau strategi pembelajaran untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa yang beragam karakteristiknya.

G. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
• Siswa SMP memiliki keberagaman gender, intelektual, budaya, bahasa, dan tingkat sosial ekonomi
• Keberagaman siswa merupakan lahan untuk meningkatkan keprofesionalan guru
• Dengan adanya keberagaman siswa, guru terus berusaha untuk melayani dan bersikap sesuai yang dibutuhkan dalam keberagaman siswa tersebut
• Dalam melayani siswa guru berperan sebagai orang tua yang selalu membimbing, memperhatikan,memberikan tauladan yang baik kepada siswa, memberi nasihat, dan membentuk siswa yang berbudi pekerti yang baik
• Guru sebagai pembimbing mata pelajaran selalu membantu kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajarnya dan selalu memotivasi agar siswa memilki minat belajar
• Guru bisa berperan sebagai teman yang bisa diajak bicara, berdiskusi, memperhatikan perasaannya dan tempat untuk bertukar pikiran (curhat), dengan demikian guru dapat menyelami hati dan perasaan siswa sehingga guru mudah untuk mengarahkan siswa dalam kebaikan dan meningkatkan minat belajar
• Siswa SMP berusia berkisar antara 12 sampai 15 tahun yang biasanya dinamakan mulai menginjak usia remaja. Pada usia ini mulai mengalami pubertas, dimana pada masa ini banyak sekali perubahan yang dialami siswa baik fisik maupun psikis. Dengan adanya perubahan itu ada beberapa siswa yang bisa mengendalikan diri dengan baik, ada yang merasa takut dan minder, dan ada yang membiarkan perubahan itu begitu saja lewat (cuek). Disinilah guru harus memahami, memperhatikan, dan mengarahkan siswa agar memahami perubahan tersebut dan tidak menyalahgunakan masa pubertas tersebut.
• Perbedaan siswa laki-laki dan perempuan dalam pembelajaran yaitu siswa perempuan lebih rajin, telaten, dan ulet dalam mengikuti, menerima pembelajaran dan membuat laporan, sedangkan siswa laki-laki lebih aktif dalam kegiatan fisik dan ketrampilan motorik. Sebagai guru harus bisa memanfaatkan keragaman ini misalnya membentuk kelompok praktikum yang terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan agar bisa saling melengkapi dan dapat meningkatkan minat belajar.
• Siswa berkemampuan tinggi diberi pengayaan dan penghargaan misalnya mengikutkan mereka dalam kegiatan lomba, disamping itu siswa berkemampuan tinggi dimotivasi agar bersedia menjadi tutor sebaya bagi temannya yang berkemampuan rendah sehingga minat belajar mereka semakin meningkat
• Perbedaan budaya dan bahasa tidak menjadikan masalah dalam berkomunikasi dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran menggunakan bahasa yang digunakan sehari-hari oleh mereka secara umum
• Perbedaan tingkat sosial ekonomi mempengaruhi minat belajar siswa. Siswa dengan tingkat sosial ekonomi tinggi mendapatkan sarana yang lengkap dalam pembelajaran, sebaliknya siswa dari tingkat sosial ekonomi rendah tidak mendapatkan sarana yang lengkap. Oleh karena itu sekolah bertanggung jawab untuk membantu memberikan sarana bagi mereka agar semua siswa mendapat sarana yang lengkap dan minat belajar meningkat serta hasil prestasinya pun juga meningkat
• Minat belajar siswa berbeda-beda, ada yang sudah punya minat belajar dari dalam dirinya sendiri, ada juga yang masih sedikit minat belajarnya. Membangkitkan minat belajar siswa itu juga merupakan tugas guru yang mana guru harus benar-benar bisa menguasai semua keterampilan yang menyangkut pengajaran, terutama keterampilan dalam bervariasi, keterampilan ini sangat mempengaruhi minat belajar siswa seperti halnya bervariasi dalam gaya mengajar
• Guru yang profesional selalu memikirkan kondisi siswanya dan penuh kreatif dalam menciptakan dan menggunakan strategi pembelajaran yang efekti dan menarik bagi siswanya. Ide-ide strategi pembelajaran selalu dicoba untuk membangkitkan minat belajar siswa, dengan meningkatnya minat belajar siswa maka prestasinya ikut meningkat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar